Gunung Lawu memiliki tiga puncak, Puncak Hargo Dalem, Hargo Dumiling dan Hargo Dumilah. Yang terakhir ini adalah puncak tertinggi.
Di lereng gunung ini terdapat sejumlah tempat yang populer sebagai tujuan wisata, terutama di daerah Tawangmangu, Cemorosewu, dan Sarangan. Agak ke bawah, di sisi barat terdapat dua komplek percandian dari masa akhir Majapahit: Candi Sukuh dan Candi Cetho.
Di kaki gunung ini juga terletak komplek pemakaman kerabat Praja Mangkunagaran: Astana Girilayu dan Astana Mangadeg. Di dekat komplek ini terletak Astana Giribangun, mausoleum untuk keluarga presiden kedua Indonesia, Suharto.
- Sumber: Wikipedia.org
Jalur Pendakian Gunung Lawu
Sebenarnya ada 3 jalur pendakian gunung lawu ini, masing-masing rute memiliki ciri khas yang berbeda tergantung bagaimana cara kita menikmatinya, masing-masing rute pendakian gunung lawu tersebut adalah Cemoro Kandang, Cemoro Sewu dan Candi Cethod. Dari masing-masing pendakia tersebut akan kita ulas jalurnya.
Jalur Pendakian Gunung Lawu Via Cemoro Kandang
Jalur pendakian gunung lawu via cemoro kandang memiliki rute yang lebih landai dibandingkan via cemoro sewu dan akan banyak titik air yang bisa ditemui, namun jarak tempuh via jalur ini lebih panjang. Biasanya jalur ini pun sering digunakan oleh peziarah untuk mengadakan ritual dengan menaiki kuda yang disewa dari tawangmangu.
Pos 1
Dari Cemoro Kandang menuju Pos 1 (Taman Sari Bawah) jalur agak landai. Di Pos 1 terdapat bangunan yang bisa digunakan tempat beristirahat dan berlindung. Pada hari Kamis sampai Minggu biasanya suka ada pedagang yang berjualan di pos ini
Pos 1 - Pos 2
Dari Pos 1 menuju ke Pos 2 (Taman Sari Atas) jalur pendakian sudah mulai curam. Di jalur ini Anda akan melihat Kawah Condrodimuko yang tak henti-hentinya menyemburkan asap dan bau belerang.
Pos 2 juga sering ditemukan para pedagang makanan, terutama saat hari libur atau hari-hari besar. Pada hari-hari besar biasanya banyak peziarah yang mendaki gunung Lawu.
Pos 2 - Pos 3
Jalur pendakian gunung Lawu dari dari Pos 2 menuju Pos 3 akan melewati sebuah sungai kecil dan sumber air. Kemudian dilanjutkan menyusuri tebing batu yang sempit menyusuri lereng puncak Cokro Suryo. Selain sempit, jalur ini menyusuri jurang sehingga pendaki harus ekstra hati-hati. Apalagi di musim hujan, jalur ini rawan longsor dan sangat licin.
Pos 3 - Pos 4
Dalam perjalanan dari Pos 3 menuju Pos 4, Anda akan melewati sebuah sumber air yang bernama Sendang Panguripan. Sendang ini mirip sumur, airnya jernih dan dingin. Tempat ini merupakan salah satu tempat yang dikeramatkan oleh warga setepat, tidak heran kalau di waktu-waktu tertentu Anda akan menemukan sesajen dan bunga-bunga di tempat ini.
Jalur pendakian gunung Lawu dari Pos 3 menuju Pos 4 jalannya cukup terjal. Perjalanan Anda akan ditemani oleh bunga edelweis yang tumbuh di lereng-lereng sepanjang jalur ini.
Pos 4 - Pos 5
Jalur pendakian gunung Lawu dari Pos 4 menuju Pos 5 treknya bervariasi, mulai jalur datar, nanjak hingga menurun tersedia dalam jalur ini. Pemandangannya sangat indah, Anda akan melewati jalur batuan, padang rumput, padang edelweis. Beberapa puncak sudah mulai tampak dari jalur ini.
Pos 5 - Puncak
Jalur pendakian gunung Lawu dari Pos 5 – puncak guung Lawu, pendaki bisa langsung menuju ke Hargo Dumilah, Hargo Puruso, atau Puncak Hargo Tulling.
Jalur Pendakian Gunung Lawu Via Cemoro Sewu
Trek di jalur pendakian via Cemoro Sewu berupa tanjakan berbatuan namun waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke Puncak Gunung Lawu relatif singkat. Medan pendakian hampir tak jauh beda dengan pendakian Gunung Arjuno via Tretes. Rute pendakian akan melewati 5 pos sebelum menuju ke puncak gunung Lawu.
Pos 1
Pendakian gunung Lawu dari Cemoro Sewau menuju Pos 1 didominasi oleh jalan batuan besar dan melewati hutan pinus. Jika beruntung Anda akan melihat monyet-monyet ekor putih di jalur ini. Tidak jauh sebelum tiba di Pos 1, Anda akan melewati Sendang Panguripan, di sini Anda bisa mengisi persediaan air.
Pos 1 - Pos 2
Jalur pendakian gunung Lawu dari Pos 1 menuju Pos 2 treknya berbatu dan menanjak. Pendaki akan melewati hutan pinus dan lamtoro. Jarak antara Pos 1 dan Pos 2 merupakan jarak terpanjang sepanjang jalur pendakian ini. Bila lelah, Anda bisa beristirahat di shelter atau mendirikan tenda di depan shelter.
Pos 2 - Pos 3
Jalur pendakian gunung Lawu dari Pos 2 treknya semakin menanjak. Stamina pendaki mulai di uji di jalur ini. Setiba di pos 3 Anda bisa beristirahat melepas lelah. Di belakang Pos 3 terdapat tempat untuk menaruh sesaji, jadi jangan heran kalau Anda mencium aroma dupa atau kemenyan
Pos 3 - Pos 4
Inilah jalur pendakian gunung Lawu yang dinilai paling berat. Dari Pos 3 menuju pos 4 stamina semakin terkuras. Anda bisa menghemat tenaga dengan memegang pagar pengaman di pinggir jalur pendakian.
Pos 4 - Pos 5
Trek pendakian gunung Lawu dari Pos 4 menuju Pos 5 sedikit lebih landai. Pendaki biasanya langsung menuju ke Sendang Drajat dan mendirikan tenda di dekat warungnya mbok Yem. Kalau tidak membawa tenda, Anda bisa menginap di warung-warung yang disiapkan untuk para pendaki.
Jalur Pendakian Gunung Lawu Via Candi Cetho
Jalur Candi Cetho masih sepi dibanding 2 jalur lainnya yaitu Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu, mungkin karena berat dan jauhnya trek menuju puncak. Perjalanan normal dari basecamp menuju puncak Hargo Dumilah bisa memakan waktu 12-15 jam.
Pos 1
Awal pendakian akan dimulai dari posko pendakian, jalan masih berupa cor yang keras karena ini masih masuk dalam kawasan candi. Kurang lebih 15 menit perjalanan sampailah di jalur tanah dan berbatu, setelah 15 menit menyusuri jalur yang didominasi ladang, Anda akan sampai di Candi Kethek, dinamakan Candi Kethek karena dulu di tempat ini banyak sekali kera (kethek).
Sekitar 30 menit selepas Candi Kethek akhirnya sampai di Pos 1, ada shelter dengan ukuran tidak terlalu besar tapi cukup untuk beristirahat sejenak.
Pos 1 - Pos 2
Dari Pos 1 jalan mulai menanjak, hanya butuh waktu kurang lebih 1,5 jam untuk mencapai Pos 2. Pos 2 ditandai dengan sebuah shelter kecil di bawah pohon besar.
Pos 2 - Pos 3
Perjalanan Pos 2 menuju Pos 3 adalah yang paling berat, saya menyebutnya sebagai "jalur neraka". Menyusuri hutan, hujan mulai turun dengan deras, trek basah dan licin. Setelah menempuh perjalan selama 3 jam akan bisa sampai di Pos 3 tergantung kecepatan.
Pos 3 - Pos 4
Di trek ini jalan masih menanjak, tetapi tidak se-ekstrim sebelumnya. Kurang lebih 2 jam Anda akan sampai di Pos 4. Di tempat ini bisa mendirikan tenda, karena tempatnya cukup datar, seperti halnya di Pos 3, hanya muat 2-3 tenda saja.
Pos 4 - Pos 5
Trek mulai sedikit slow di sini, landai dan banyak bonus. Di jalur ini Anda kalau sedang beruntung bisa menjumpai beberapa burung Jalak, menurut kepercayaan masyarakat setempat adalah jelmaan dari Kyai Jalak (Sunan Gunung Lawu).
Pos 5 - Harga Dalem
Jalur ini lebih banyak landai dan pemandangan yang menakjubkan, selepas Sabana Anda akan menjumpai sebuah tanjakan yang mirip Tanjakan Cinta di Gunung Semeru. Terdapat juga mata air di sini yaitu di Gupakan Menjangan, biasa digunakan menjangan untuk mencari air minum.
Kurang lebih 1,5 jam setelah melewati alam terbuka, Anda akan sampai di Pasar Dieng atau dikenal juga di kalangan pendaki sebagai Pasar Setan. Sekitar 30 menit dari Pasar Dieng, Anda akan sampai di puncak kedua Gunung Lawu yaitu Hargo Dalem. Tempat ini dipercaya sebagai tempat moksa (meninggal dan menyatu dengan alam) Prabu Brawijaya V, terdapat petilasan dan cungkup (rumah kecil yang di tengah-tengahnya terdapat makam).
Hargo Dalem - Hargo Dumilah
Untuk menuju puncak tertinggi hanya memerlukan waktu sekitar 30 menit dengan medan yang cukup terjal.
0 Response to "Jalur Pendakian Gunung Lawu Via Cemoro Kandang, Cemoro Sewu, Candi Cetho"
Posting Komentar